Keseimbangan Konservasi dan Kemakmuran di Geopark Gunung Sewu: Perspektif Pembangunan Sosial

Geopark Gunung Sewu, yang mencakup wilayah tiga kabupaten (Gunung Kidul di Yogyakarta, Wonogiri di Jawa Tengah, dan Pacitan di Jawa Timur), merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia. Area ini terkenal karena keberagaman pemandangan alam, fenomena geomorfologi, hidrogeologi, dan warisan geologi yang berkualitas.

Namun, bagaimana kita dapat menjaga keberagaman ini sambil memperhatikan kepentingan pembangunan?

1. Konservasi Geologi dan Ekosistem: Prioritaskan perlindungan terhadap situs-situs geologi, flora, fauna, dan keanekaragaman hayati di Geopark Gunung Sewu. Memahami nilai ekologis dan keberlanjutan akan memastikan kelestarian alam ini.

2. Pengembangan Berkelanjutan: Lakukan eksploitasi secara bijaksana. Pengembangan pariwisata, pertanian, dan industri harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan. Pendekatan berkelanjutan memastikan keuntungan ekonomi tanpa merusak keberagaman geologi dan ekosistem.

3. Partisipasi Masyarakat: Melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan Geopark sangat penting. Dengan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan, kita dapat mencapai keseimbangan yang lebih baik antara konservasi dan pembangunan.

Tantangan dalam Pembangunan Berkelanjutan

Eksploitasi Sumber Daya Alam: Pembangunan infrastruktur dan industri, seperti pertambangan batu kapur dan pembangunan perumahan, dapat merusak ekosistem karst yang sensitif. Ini dapat mengakibatkan hilangnya habitat bagi flora dan fauna endemik serta mengganggu keseimbangan ekologi.

Pariwisata Massal: Meskipun pariwisata dapat memberikan manfaat ekonomi, pariwisata massal yang tidak terkelola dengan baik dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Contohnya, peningkatan jumlah wisatawan dapat menyebabkan erosi, pencemaran, dan tekanan pada sumber daya air.

Penggunaan Lahan: Konflik penggunaan lahan antara kebutuhan untuk konservasi dan kebutuhan untuk pembangunan pertanian atau pemukiman sering terjadi. Penggunaan lahan yang tidak terencana dapat mengakibatkan degradasi tanah dan hilangnya keanekaragaman hayati.


Keterkaitan dengan Pembangunan Sosial

Materi seminar “Geopark Gunung Sewu: Conservation and Prosperity” sangat relevan dengan program studi Pembangunan Sosial. Beberapa aspek yang terkait:

Pemberdayaan Masyarakat: Melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan Geopark dapat meningkatkan partisipasi dan kesejahteraan mereka.

Di Kabupaten Gunungkidul, pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui pelatihan keterampilan, pendidikan lingkungan, dan partisipasi dalam pengelolaan Geopark. Misalnya, melibatkan warga setempat dalam program pengelolaan sampah, pengembangan homestay, atau pelatihan sebagai pemandu wisata lokal.

Pengembangan Ekowisata: Geopark dapat menjadi basis untuk pengembangan ekowisata yang berkelanjutan.

Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi ekowisata yang dapat dikembangkan di Geopark Gunung Sewu. Ini termasuk pengembangan jalur hiking, edukasi tentang flora dan fauna endemik, serta promosi wisata alam yang berkelanjutan.

Pendidikan Lingkungan: Seminar ini dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya konservasi dan pembangunan berkelanjutan.

Dalam konteks Kabupaten Gunungkidul, pendidikan lingkungan dapat melibatkan sekolah-sekolah setempat. Program pendidikan tentang pentingnya konservasi, pengelolaan sumber daya alam, dan keberlanjutan dapat meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat terhadap lingkungan.

Seminar ini, yang diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis UGK (Universitas Gunung Kidul) ke-23, akan menjadi platform untuk menggali lebih dalam tentang keseimbangan antara konservasi dan kemakmuran di Geopark Gunung Sewu.

Keynote speaker dalam acara ini adalah Prof. Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc. (Menteri Lingkungan Hidup, 2014-2024) dan Bupati Kabupaten Gunungkidul Mayor Chb. (Purn.) H. Sunaryanta. Moderator acara adalah Pamuji Raharjo, S.Sos., MPA, dosen Prodi Administrasi Pembangunan, Universitas Gunung Kidul.

Keikutsertaan dosen-dosen Prodi Pembangunan Sosial (Prodi PS) sangat relevan dalam acara ini. Semoga acara ini menginspirasi tindakan positif dan kolaborasi lintas disiplin untuk masa depan yang berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *